Kumpulan Proposal

Senin, 05 Mei 2014

Proposal Penggemukan Sapi Potong

Proposal Penggemukkan Sapi Potong

BAB I
PENDAHULUAN

1. 1      Latar Belakang
            Prospek penggemukan sapi potong cukup bagus sejalan dengan meningkatnya penduduk, maka kebutuhan protein hewani akan meningkat. Selain itu, dengan adanya pengurangan kuota impor sapi dari Australia, mendorong peternakan lokal menjadi trend dan banyak dilirik. Prospek lain yang mendorong adalah menguatnya isu lingkungan mendorong pemakaian pupuk dan perlakuan organik bagi tanaman meningkat (sapi penghasil utama pupuk organik dari hewan). Disamping itu trend harga sapi dari tahun ke tahun tidak pernah menurun, cenderung 5 – 8 % di atas rata-rata inflasi. Usaha ini diharapkan dapat mensuplai kebutuhan daging sapi lokal, regional dan nasional. Atas dasar kenyataan tersebut, maka sangat terbuka peluang bagi usaha penggemukan sapi khususnya di wilayah Solok. Bisnis penggemukan sapi potong dinilai dapat terintegrasi dengan bisnis lain dimana bahan baku pakan dapat diperoleh dengan mudah.    
   Sementara itu, limbah kotoran sapi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk organik yang saat ini permintaanya semakin meningkat. Dalam hubunganya dengan masyarakat sekitar, jenis usaha ini dapat menciptakan lapangan kerja baru. Selain itu, dengan adanya usaha ini diharapkan juga dapat memberikan edukasi bagi masyarakat sekitar dalam menumbuhkan jiwa wirausaha dengan memanfaatkan sumberdaya lokal. Dalam jangka panjang, usaha ini dapat dikembangkan melalui system pemberdayaan masyarakat sekitar dengan model inti-plasma atau model pola bagi hasil lainya.
1. 2      Tujuan
Tujuan usaha pengemukan sapi potong ini adalah sebagai berikut:
1.   Membuka lapangan pekerjaan
2.   Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha anggota kelompok tani
3.   Menggali sumber pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya
4.   Untuk mempermudah masyarakat mendapatkan daging
5.   Mendukung Program Dinas Pertanian Kabupaten Solok, sehingga dapat memberikan kontribusi kebutuhan danging sapi baik untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun nasional.

BAB II
PROFIL USAHA
2. 1    Teknis Produksi
            Usaha penggemukan sapi ini berskala 100 ekor sapi dengan bobot awal antara 300 kg/ekor. Penggemukan dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan, sehingga diharapkan dapat melakukan usaha penggemukan sebanyak 4 periode dalam satu tahun. Target pencapaian bobot badan harian (PBBH) adalah 0.7 – 1.1 kg per ekor. Sehingga pada akhir periode penggemukan bobot sapi yang diharapkan mencapai 390-400 kg/ekor. Apabila permintaan pasar terus meningkat, tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan usaha ini dalam skala yang lebih besar.
2. 2     Lokasi
1.   Kriteria Lokasi   
            Lokasi usaha yang akan didirikan yaitu di (Nagari Koto Anau) Kec. Lembang Jaya, Kabupaten  Solok. Lahan yang akan digunakan adalah lahan milik pribadi. Pengolahan lahan dilakukan selama dua bulan, sedangkan pembuatan kandang selama empat bulan. Rancangan usaha ini dimulai dari pengolahan lahan, pembuatan kandang, pembersihan kandang, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Kegiatan usaha ini dilakukan untuk mengetahui jumlah dan efisiensi penggunaan waktu, dan modal yang dimiliki. Diharapkan usaha ini kedepannya dapat berjalan dengan lancar dan mampu bersaing didalam dan luar daerah dalam memenuhi kebutuan masyarakatnya. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya tidak perlu mendatangkan sapi dari luar daerah karena usaha ini mampu mencukupinya  
            Lokasi yang sesuai untuk penggemukan sapi harus memenuhi beberapa kriteria penting, diantaranya adalah :
  1. Bebas dari penyakit endemik, misalnya antraks
  2. Dekat dengan sumber air bersih
  3. Dekat dengan akses jalan raya
  4. Dekat dengan kebun hijauan makanan ternak (HMT), atau terdapat sumber pakan murah berupa limbah-limbah hasil industri pertanian
  5. Dekat dengan sumber bakalan dan pasar.

2.   Gambaran Umum Wilayah / Lokasi    
            Nagari Koto anau Solok cocok untuk usaha penggemukan sapi, karena didukung oleh cuaca, suhu, curah hujan, tempat pemasaran, sarana transportasi dan lingkungan pendukung lainnya. Lokasi peternakan jauh dari pemukiman penduduk sehingga tidak mengganggu kenyamanan dan aktifitas penduduk. Keadaan topografi Kabupaten Solok bervariasi antara dataran dan berbukit dengan ketinggian 450- 900 dpl serta curah hujan rata-rata 184,31 mm kubik per tahun. Terdapat tiga anak sungai yang melintasi  Solok, yaitu Sungai Batang Lembang, Sungai Batang Gawan dan Sungai Batang Air Binguang. Suhu udara berkisar dari 17,1 °C sampai 28,9 °C. Dilihat dari jenis tanah, 35% tanah di Solok merupakan tanah sawah dan sisanya 65% berupa tanah kosong subur / kering yang belum dimanfaatkan
            Desa / Nagari Koto Anau  merupakan daerah agraris yang sebagian penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Tanah yang subur menyebabkan sebagian besar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Kondisi ini banyak dimanfaatkan oleh para petani untuk memelihara sapi potong karena mudahnya mendapatkan rumput untuk makanan. Di Desa ini selain pakan mudah didapat, lahan pemeliharaannya tersedia cukup banyak.. Potensi lainnya, pakan tambahan seperti bekatul padi, bekatul jagung, ketela pohon, ampas ketela, ampas tahu, jerami padi / jagung  dan lain-lain banyak didapat dan relative murah.
2. 3    Kandang
            Kandang yang digunakan berupa kandang individu dengan ukuran 2 x 1,5 m per ekor, sehingga luas bangunan seluruh unit kandang 340 m2. Satu unit kandang yakni 170 m2. Kandang dibangun secara permanen dengan alas berupa beton, kerangka bangunan dari kayu dan atap berupa genting.
            Pembuatan kandang pada lahan  ± 2 hektar ini sebanyak 2 unit kandang, yang miliki lebar dan panjang masing-masing 10 -100 m. Yang dibatasi masing-masingnya dengan jarak antar kandang 5 meter, dan tiap kandang menampung 50 ekor/kandang. Jadi terdapat 2 unit kandang dan lahan yang masih ada digunakan sebagai gudang penyimpanan pakan, obat – obatan dan peralatan kandang lainnya dan juga sebagai penginapan/ tempat istirahat pegawai.
1. Perencanaan Kandang  meliputi:
a. Ternak sapi dengan kebutuhan 
b. Pengaruh iklim 
c. Bahan bangunan
2. Dasar Perencanaan Kandang Tropis
a. Indeks kenyamanan tropis 
b. Orientasi kandang terhadap matahari dan angin
c. Memilih bahan atap kandang
d. Pedoman Perencanaan Kandang Tropis
e. Ventilasi kandang
2. 4    Bakalan Sapi
            Bakalan sapi yang akan digunakan yaitu sapi lokal peranakan Simental atau Limousin. Dengan menggunakan kedua jenis sapi tersebut, diharapkan target pertambahan bobot badan harian (PBBH) bisa mencapai 0.7 ,- 1,1 kg. Sapi yang akan digemukkan berumur antara 1,5 sampai 2 tahun dengan rata-rata bobot badan antara 200-300 kg/ekor.
2. 5     Pakan
            Jenis pakan yang akan diberikan berupa hijauan dan konsentrat dengan perbandingan 60 : 40. Sehingga untuk sapi dengan bobot badan 250 kg, maka hijauan segar yang diberikan sebanyak 30 kg dan konsentrat 5 kg perhari. Pakan hijauan berupa rumput Raja (King Grass) yang bersumber dari kebun HMT. Sedangkan konsentrat yang akan digunakan merupakan konsentrat yang sudah jadi ditambah dengan ampas tahu dan dedak.
2. 6     Tenaga Kerja
1.  Tenaga Kerja         
Tenaga kerja tetap yang akan dipekerjakan yaitu 4 orang, masing-masing menangani 10 ekor sapi. Tugas dan tanggungjawab pekerja kandang ini meliputi kegiatan penanganan sapi sehari-hari seperti pemberian pakan, membersihkan kandang, dan pengolahan limbah atau kotoran ternak. Upah yang diberikan sebesar Rp. 2000 perhari untuk tiap ekor sapi, atau setara dengan Rp.600.000 perbulan untuk setiap pekerja.
2.  Struktur organisasi dan pembagian kerja.
Disusun untuk pembagian tugas dan tanggung jawab masing – masing pegawai untuk menjalankan usaha agar berjalan lancar, dan menghindari hal – hal yang tak diinginkan terjadi.




STRUKTUR USAHA

















Usaha dipimpin oleh seorang pemimpin dan dibantu oleh menejer dan pegawai/pekerja yang masing – masingnya memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menjalankan usaha dengan sebaik - baiknya. Pemimpin mengontrol jalannya usaha dan mengawasi bawahannya, maju mundurnya usaha ini tergantung pada pemimpin dalam menjalankan usaha. Diharapkan pemimpin yang telah berpengalaman dan mampu memimpin usaha dengan baik. Menejer bertugas bertanggung jawab langsung kepada pemimpin usaha yang membawahi pegawai – pegawainya sesuai dengan tugas dan wewenang yang dipikulnya. Pegawai memilki anggota dan bertanggung jawab kepada menejer, sedangkan anggota bertanggung jawab kepada pegawai, yang kesemuanya ini bertujuan menjalankan usaha dengan sebaik – baiknya dan bekerja sesuai dengan tugas dan tanngung jawab yang diberikan.
Penempatan posisi ini sangat berpengaruh kepada usaha yang dijalankan, hendaknya memilih pekerja/pegawai yang memiliki ilmu dan pengalaman untuk menempati bagian – bagian tertentu. Untuk memaksimalkan jalannya usaha diperlukan perencanaan yang matang.
Gaji karyawan perbulan
1.      Pimpinan                                 Rp, 3.000.000
2.      Pegawai 4 orang                      Rp, 4.800.000
3.      Anggota/karyawan 2 orang     Rp, 1.200.000
2. 7      Sarana dan Prasarana
            Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam usaha penggemukan sapi diantaranya adalah : gudang pakan beserta peralatanya, bangunan kantor dan perlengkapanya, serta instalasi air.
3. 1     Aspek  Sosial  Dan Lingkungan
      Lokasi usaha yang akan dibangun ini akan didirikan pada tanah hak yang telah merupakan hak milik pribadi, dan bukan merupakan tanah kaum. Usaha ini akan dibangun pada tanah seluas ± 2 ha, dan disekitar usaha ini terdapat lahan pertanian penduduk dan sungai kecil yang digunakan sebagai saluran irigasi ke sawah – sawah masyarakat sekitar. Usaha peternakan ini tidak memberikan dampak negative pada lingkungan sekitar, karena didirikan pada lokasi jauh dari pemukiman masyarakat. Hasil pembuangan seperti kotoran ayam dapat dijual didaerah ini karena dapat digunakan sebagai pupuk kandang, pupuk ini dinilai lebih menguntungkan karena harganya murah dan dapat memperbaiki struktur tanah lebih baik serta dapat menghemat pemakaian pupuk buatan. Usaha ini akan berdampak baik untuk lingkungan sekitar, masyarakat dapat memanfaatkan pupuk kandang untuk usaha pertanian mereka yang bercocok tanam tanaman muda didaerah ini.
3.2     Aspek Ekonomi
Usaha peternakan ini nantinya akan menyerap tenaga kerja, dan akan memberikan pemberdayaan kepada masyarakat sekitar usaha peternakan. Usaha peternakan ini akan menggunakan usaha kerja masyarakat, akan menampung tenaga kerja untuk proses produksi. Dengan menggunakan tenaga kerja ini akan menghemat biaya produksi dan dapat member lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
3.3Aspek Yuridis
Usaha penggemukan yang akan didirikan di Nagari Koto Anau Kec. Lembang Jaya, Kabupaten  Solok . Lahan yang akan digunakan adalah lahan sendiri , lahan seluas ± 2 hektar. Keadaan topografi lahan bervariasi, datar dan berbukit, sedikit lereng dan dilewati oleh aliran sungai kecil. Dengan kata lain lahan sudah siap untuk digunakan untuk usaha ini, kondisi lahan yang dulunya lahan pertanian kini tidak di pakai sehingga memudahkan dalam pengolahan lokasi.






 BAB III
PEMASARAN
1.1     Target Pasar
            Potensi usaha ternak sapi cukup menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Namun demikian jumlah produksi tersebut masih belum memenuhi permintaan untuk pasar lokal sekalipun. Sehingga dalam rencana usaha ternak penggemukan sapi potong ini ditargetkan untuk mengisi kebutuhan pasar lokal Sumatera Barat.
1.2     Kebutuhan dan Proyeksi Pasar
            Peluang peningkatan bisnis ternak sapi untuk pasar domestik sangat terbuka luas. Pasar lokal dapat diartikan  kabupaten dan provinsi apabila kita lihat di pasar-pasar tersebut tidak sedikit para pedagang yang menjual daging sapi, terlebih lagi apabila pada hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri terjadi berbagai  jamur di musim penghujan, banyak pedagang-pedagang baru untuk mencari keuntungan menjual daging sapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, di samping  itu pula pada hari Raya Idul Adha, sesusai dengan tingkat ekonomi masyarakat yang dimiliki tidak sedikit pula orang yang menyembelih untuk korbannya yaitu sapi. Keadaan tersebut di atas merupakan indicator bahwa kebutuhan daging sapi untuk dikonsumsi semakin meningkat. Produk ikutan dalam usaha penggemukan sapi diluar daging adalah kulit. Permintaan kulit sebagai bahan baku aneka kerajinan dan bahan asesoris pakaian memiliki kecenderungan yang terus meningkat.













 BAB IV
ANALISA FINANSIAL
  1. 1.    Biaya Investasi Awal
Jumlah dana atau modal yang dibutuhkan untuk kegiatan usaha penggemukan ternak sapi potong berdasarkan rancangan kebutuhan 100  ekor sapi adalah sebagai berikut :
1.   Biaya Tetap
Pembuatan kandang sapi (Rp.1.500.000,-/ekor)                                 = Rp.    150.000.000,-
2.   Penyusutan Kandang                                                                    =Rp.    500.000,-
3.   Penyusutan Peralatan                                                                    =Rp.    200.000,-
Biaya Tetap                                                                                                   = Rp.   150.700.000,-
  • Biaya Operasional
1.   Pengadaan/pembelian sapi jenis Lemousin dan Mental
      100 ekor x Rp 8.500.000                                                              = Rp.   850.000.000,-
2.   Pakan untuk 3 bulan (Rp 2000,-/ekor/hari)                                   = Rp.    54.360.000.-
3.   Vitamin, mineral dan obat cacing (1 paket)                                  = Rp.      2.500.000,-
4.    Manajer / pimpinan : 1 x 3 bulan x 3.000.000                              = Rp     9.000.000,-
5.    Pengawai : Rp 4.800.000,- x 3 bulan                                           = Rp      14.400.000,-
6.    Anggota / pekerja : Rp 1.200.000,- x 3 bulan                              = Rp.      3.600.000,-
Jumlah biaya operasional                                                                 = Rp.     933.860.000,-
            Jumlah dana/modal yang diperlukan penggemukan ternak sapi potong selama satu periode produksi (3 bulan/90 hari pertama) adalah sebesar Rp. 933.860.000,-



·         Biaya lain-lain
1. Biaya listrik & Telpon                                                                     = Rp.   500.000,-
2. Transportasi                                                                                     = Rp    1.500.000,-
Jumlah Biaya Lain-lain                                                                    = Rp    2.000.000,-
Biaya Produksi          = Biaya Tetap + Biaya Operasional + Biaya Lain-lain     
                                    = Rp.    150.700.000,- + Rp.  933.860.000,- +Rp.  2.000.000,-
                                    = Rp.    1.086.560.000,-
  1. 2.     Penjualan dan Keuntungan
Penjualan
Kenaikan bobot sampai satu priode penggemukan berdasarkan pengalaman mencapai 1                        kg/hari
Bobot awal ternak sapi saat diterima oleh kelompok tani, rata-rata diperkirakan 300 kg.
Bobot sapi saat dijual oleh kelompok tani/petani = 90 hari x 1 kg + 300 kg = 390 kg/ekor.
Bobot sapi seluruhnya (100 ekor) = 390 kg x 100 ekor =  39.000  kg
 Harga 1 kg daging sapi yakni  Rp 30.000,-
Diperkirakan harga sapi saat penjualan sapi tersebut adalah =
             39.000 kg x Rp. 30.000,-                          = Rp. 1.170.000.000,-
6.      Setiap sapi menghasilkan 10 kg kotoran, sehingga selama periode penggemukan 90 hari   seekor sapi menghasilkan 900 kg kotoran dengan harga per kg Rp. 200. Total pendapatan dari hasil penjualan kotoran sapi  100 ekor x 900 kg x Rp 200,00 = Rp.18.000.000,-
Total Pendapatan = Rp. 1.170.000.000,- + 18.000.000,-    = Rp. 1.188.000.000,-
Keuntungan
1.   Biaya Produksi                                                      = Rp. 1.069.100.000,-
2.   Total Pendapatan                                                  = Rp. 1.578.000.000,-
Keuntungan yang diperoleh                                        = Penjualan –  Semua Biaya Produksi
                                                =          Rp . Rp. 1.188.000.000,--  Rp.   1.086.560.000,-
                                                            =          Rp.  101.440.000,-
Jadi keuntungan yang diperoleh selama 3 bulan adalah Rp. 101.440.000,-   atau Rp. 33.813.333,- untuk 1 bulan.















PENUTUP
            Berdasarkan paparan usaha beserta analisis finansial diatas, usaha ini sangat layak untuk dilaksanakan. Investasi awal yang diperlukan untuk usaha penggemukan sapi skala 100 ekor sebesar Rp. 1.086.560.000,- . Keuntungan yang dapat diperoleh sebesar Rp. 101.440.000,- untuk periode 3 bulan atau  Rp 33.813.333,- untuk 1 bulan. Sehingga usaha penggemukan sapi potong patut dikembangkan. Demikian proposal usaha ini kami buat, semoga jalinan kerjasama dapat terlaksana dengan baik.

PROPOSAL
USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG
sapi
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Usaha penggemukan sapi potong merupakan salah satu peluang usaha yang prospektif yang dapat dikembangkan di kabupaten Subang. Hal ini dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya kebutuhan akan konsumsi daging di Indonesia  dari tahun ke tahun, sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan rata-rata kualitas hidup masyarakat serta semakin tingginya kesadaran dari masyarakat untuk mengkonsumsi pangan dengan kualitas baik dan kuantitas yang cukup.
Usaha penggemukan sapi potong juga relevan dengan upaya pelestarian sumberdaya lahan. Kotoran sapi yang diperoleh selama masa penggemukan, selain volumenya yang cukup besar juga memiliki berbagai kandungan senyawa dan mikroorganisme   yang dapat digunakan untuk memperbaiki tekstur dan kesuburan tanah. Dalam tinjauan makro, pengembangan usaha penggemukan sapi juga merupakan salah satu upaya penghematan devisa. Pengembangan usaha penggemukan sapi merupakan salah satu upaya substitusi impor. Dengan demikian usaha penggemukan sapi sangat layak dalam tinjauan mikro, dan sangat terpuji dalam pandangan makro.
Sekilas Tentang  Sapi

Beberapa jenis sapi yang biasa digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :
  1. Sapi Ongole
Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.
  1. Sapi Bali
Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru.
  1. Sapi Brahman
Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia.
  1. Sapi Madura
Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah.
  1. Sapi Limousin
Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik
Visi dan Misi

Visi dan misi rencana usaha penggemukan ternak sapi potong :
  1. Melalui pola kemitraan antara manajemen, investor, dan petani ternak diharapkan dapat terjalin kerjasama yang kuat sehingga tujuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama bagi para petani ternak  dapat tercapai.
  2. Memanfaatkan sumber daya alam  yang dimiliki Kabupaten Subang pada khususnya dan Indonesia pada umumnya seoptimal dan seefisien mungkin untuk mengembangkan usaha ternak penggemukan sapi potong.
  3. Meningkatkan populasi dan produksi ternak dalam upaya pemenuhan kebutuhan produksi ternak khususnya di jawa Barat.
ANALISIS PASAR

Target Pasar

Potensi usaha ternak sapi cukup menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Pasar yang paling potensial untuk daging sapi adalah kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, dan wilayah Bodetabek. Namun demikian jumlah produksi tersebut masih belum memenuhi permintaan untuk pasar lokal sekalipun. Sehingga dalam rencana usaha ternak penggemukan sapi potong ini ditargetkan untuk mengisi kebutuhan pasar lokal Subang.
Kebutuhan dan Proyeksi Pasar

Peluang peningkatan bisnis ternak sapi untuk pasar domestik sangat terbuka luas. Ternak sapi secara periodik memiliki permintaan yang tinggi yaitu menjelang Hari Raya Kurban. Selain itu ternak sapi juga dapat dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi daging harian.
Produk ikutan dalam usaha penggemukan sapi diluar daging adalah kulit. Permintaan kulit sebagai bahan baku aneka kerajinan dan bahan asesoris pakaian memiliki kecenderungan yang terus meningkat. Ada beberapa pengrajin kulit di Garut misalnya, terpaksa gulung tikar karena kesulitan memperoleh kulit sebagai bahan baku usahanya.
ANALISIS KEUANGAN

Asumsi Keuangan

  • Usaha dirancang untuk menghasilkan 20 ekor sapi PO ( peranakan ongole) setiap periode penggemukan.
  • Satu ekor sapi membutuhkan luas kandang individual 4 m2, sehingga luas kandang yang dibutuhkan 80 m2 (biaya 1 m2 = Rp 250.000,00),
Total biaya pembuatan kandang Rp 20.000.000,00.
Dengan masa pakai 10 tahun maka biaya penyusutan per tahun = Rp 2.000.000,00
atau per 90 hari masa penggemukan = Rp. 500.000,00
  • Sapi digemukan selama 90 hari. Berat awal sapi bakalan rata-rata 300 kg dengan harga per  kg  Rp. 17.000,00.
Pertambahan berat badan harian yang diinginkan adalah 0.5 kg per hari, sehingga berat akhir sapi setelah masa penggemukan 90 hari adalah 345 kg.
Maka total pendapatan adalah 20 ekor x 345 x Rp. 17.000,00 =      Rp.117.300.000,00
  • Setiap sapi menghasilkan 10 kg kotoran, sehingga selama periode penggemukan  90 hari seekor sapi menghasilkan 900 kg kotoran dengan harga per kg Rp. 200.
Total pendapatan dari hasil penjualan kotoran sapi  20 ekor x 900 kg x Rp 200,00 = 3.600.000,00

Rencana Investasi

Hasil analisis asumsi keuangan usaha ternak sapi potong volume 20 ekor periode produksi 90 hari dapat dilihat dalam tabel di bawah ini
NO
URAIAN
SATUAN UNIT
VOLUME
HARGA / UNIT (Rp)
NILAI (Rp)
1.
Pembuatan Kandang
Meter
80
250.000
20.000.000
2.
Pembelian Sapi Bakalan
Ekor
20
5.100.000
102.000.000
3.
Pakan Konsentrat
Kg
1800
1.000
1.800.000
4.
Pakan Hijauan
Kg
54.000
100
5.400.000
5.
Obat-Obatan
botol
20
50.000
1.000.000

Total



130.200.000
Proyeksi Laba Rugi / 90 hari masa penggemukan

No.
INVESTASI
JUMLAH (Rp)

Biaya Tetap

1.
Penyusutan Kandang
500.000,00
2.
Penyusutan Peralatan
200.000,00




Biaya Variabel /Produksi

1.
Pembelian sapi bakalan
102.000.000,00
2.
Pakan konsentrat
1.800.000,00
3.
Pakan hijauan
5.400.000,00




Biaya lain-lain

1.
Biaya listrik & Telpon
300.000,00
2.
Transportasi
500.000,00




Total biaya produksi
110.700.000,00




Pendapatan

1.
Penjualan sapi hasil penggemukan
117.300.000,00
2.
Penjualan kotoran sapi
3.600.000,00




Total Pendapatan
120.900.000,00

Proyeksi laba / rugi (keuntungan)
10.200.000,00
Sistem bagi hasil sebesar 70 : 30 dengan perbandingan 70 % untuk peternak  (plasma) dan 30% untuk pemerintah daerah (inti). Maka keuntungan yang diperoleh yaitu :
  • Pemda   sebesar  30% x Rp 10.200.000,00                 =  Rp 3.060.000,00
  • Peternak sebesar 70% x Rp 10.200.000,00                 =  Rp 7.140.000,00
Rial aditya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar